Ada kejutan besar menunggu Maqsud saat dia pulang
dari sekolah. Ayahnya telah membelikannya seekor anak kucing kecil. Maqsud akan
menghabiskan waktu yang tersisa setelah mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan
bermain bersama anak kucing miliknya yang lucu. Suatu malam, saat dia di tempat
tidur, dia terkejut melihat sang anak kucing meninggalkan kamarnya dan
menemukan piring susu dalam kegelapan di ruang tamu.
“Bagaimana kamu menemukan piring susumu dengan
demikian mudah dalam kegelapan seperti ini?” Maqsud bertanya, terkagum-kagum.
“Kami tidak membutuhkan banyak cahaya untuk
melihat, Maqsud,” sang anak kucing mengeong. “Mata kami diciptakan berbeda dari
manusia. Pupil mata kami tumbuh sangat besar sehingga kami dapat mengambil
cahaya sebanyak mungkin dalam kegelapan. Dan kami para kucing memiliki lapisan
dalam mata kami yang tidak dimiliki manusia; lapisan ini terletak tepat di
belakang retina dan memantulkan kembali cahaya. Jadi, cahaya melewati retina
kami dua kali. Itulah mengapa kami dapat melihat dengan sangat baik dalam gelap
dan juga mengapa mata kami sangat bercahaya. Allah telah menciptakan kami
dengan segala kemampuan yang kami butuhkan untuk bertahan hidup dalam berbagai
macam keadaan. Sangatlah tidak mungkin, sebagaimana yang disebutkan oleh teori
evolusi, bahwa kami dapat mengevolusikan kemampuan ini secara tidak sengaja
selama perjalanan waktu. Allah telah menciptakan kucing dan makhluk hidup
lainya dengan sempurna dalam satu waktu.”
Maqsud berpikir sejenak: “Kami manusia tahu bahwa
walaupun kalian jatuh dari tempat yang tinggi kalian selalu mendarat dengan
kaki kalian. Bagaimana kalian melakukan itu?”
“Kamu benar,” kata sang anak kucing. “Kami para
kucing senang memanjat di sekitar pohon tinggi. Allah telah memberikan kami
kemampuan istimewa ini untuk melindungi kami agar tidak terluka saat jatuh.
Saat kami jatuh, kami menggunakan ekor kami untuk keseimbangan, mengubah pusat
gaya tarik tubuh kami dan mendarat dengan kaki kami. Kemampuan untuk melindungi
ini menunjukkan kasih sayang yang tiada akhir dan belas kasihan dari Allah.”
Maqsud dengan lembut mengangkat sang anak kucing
dan memangkunya. Setiap hari, saat dia melihat salah satu dari makhluk kecil
yang manis ini, dia memikirkan betapa mereka adalah bukti yang menakjubkan akan
kekuatan kreatif mahatinggi milik Allah. Dan juga, cinta dan kelembutan yang
dia rasakan terhadap kucing tumbuh lebih besar lagi. Dan sang anak kucing
menunjukkan bahwa dia menyayangi Maqsud dengan mengeong setiap dia mengelus
bulunya.
Musa berkata: "Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada
di antara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal". (QS.
asy-Syu’araa’, 26:28)
Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada
di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia
menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya?
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada
Manusia. (QS. al-Hajj, 22:65)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar teman teman , tapi dilarang membuat komentar yang berbau SARA